Senin, 27 April 2020

Untukmu


Kau angan
Aku ingin
Tapi jangan
Jelma angin

Padamu seruanku
Dariku serpihanmu
Baik harus mengaku
Bahwa diri mendambamu

Langit hendak menyaingi
Biru mata kusayangi
Awan putih merintih
Sebab kau punya lebih

Tapi
Kau angan
Aku ingin
Beku sudah, kita dingin.

-nickylivya
Bandung, 28 April 2020.

Kamis, 09 April 2020

UNTUK PEREMPUAN


Laki-laki membuai hatimu dengan segala bualan.
Menjadikanmu merasa teristimewa.
Meyakinkanmu seakan ia paling memiliki kasih yang nyata.
Berlagak superior dan bergantunglah engkau.
Hari-hari mu dipenuhi resah.
Dibuatnya engkau menjadi takut akan kehilangan.
Dia lekatkan rindu lalu hidupmu berubah kelabu.
Gelisah sepanjang harimu.
Setelahnya dia mengetahui kelemahanmu,
Dan dia manfaatkan kemaluanmu.
Begitulah laki-laki dengan segala kelicikan dan kerakusan atas kekuasaannya.
Ini hanya pandanganku, yang aku tau setiap laki-laki pernah membuat perempuan menangis seperti dungu.

-Nicky Livya
Bandung, 09 April 2020.

Senin, 06 April 2020

Aspirasi

Pada paruh malam yang menaungi
Ku kutuk rindu yang terus mengadu
Adakah rasamu sampai hati
Menuju jasad yang menanggung pilu

Di titik tengah antara ujung dan tepi
Biarkan wujudku menjadi dingin yang memelukmu
Atau barangkali menjadi kain persegi
Yang menyetubuhimu tanpa sedu.

-nickylivya
Bandung,14 Januari 2019.
00:52.

Mati Rasaku

Tiba pada titik ujung malam
Dimana semua rasa beradu
Hingga hati ini dirasanya lebam
Atas segala tingkah laku sendu

Hasrat, gairah dan amarah
Semua menuntut untuk diperhatikan
Timbul pula ini resah
Memperkosa waras dengan hayalan

Oh, Tuan
Nyatakah rasamu?
Aku ini bukan gurauan
Hanya hawa yang butuh kehangatan

Parasmu merayu
Seakan memintaku untuk mencumbu
Dengan mata sayu
Kau memberiku rambu

Tibalah masa kita bersua
Kau pun menjadi candu
Secara paksa jarak pisahkan kita berdua
Dan dipersekusi aku oleh rindu

-Nicky Livya
Bandung,28 Januari 2019.
00:51

Secret Admirer

Can you see it?
Can you feel it?
It when I saw you
It when I'm near you

You might not realize
How much I admire you
You may not feel the warm of this blaze
Who blazed for wanting you

I want you
Can you listen it?
I want you
Can you read it?

Listen to my heartbeat
Give me a seat
On the throne of your heart
That can inspire me to make art

-Nicky Livya
Bandung, 02 Mei 2019.

LACUR

Ke Utara jasadku
Ke Timur pikirku
Di Barat berkelana
Di Tenggara merana

Mau pergi kemana?
Mata angin sudah kehilangan arah
Pilu dirundung renjana
Seketika mati berdarah

Tinggal atau hilang
Kenang membenci kau datang
Berbulan-bulan ku lenyapkan
Sedetik kau beri harapan

Enyahlah dan hancur
Air liur cukuplah berlumur
Basah sudah ini sekujur
Biar saja menjadi kelukur

-Nicky Livya S
Bandung, 25 Mei 2019.
23:31

DI BAWAH LAMPU JALANAN


Sudah lama kita tidak bersua.
Sudah lupa pula aku perihal rasa.
"Kita berbeda kasta" katamu.
"Itu tak jadi soal" kataku.
–Aku bukan orang berbudi, masihkah kau sudi?–
Di persimpangan jalan pada malam itu
Kau menatapku dalam dan aku mengeratkan genggam
Seakan menunggu kematian, perpisahan memang tak pernah menyenangkan.
Mari sejenak menghela nafas panjang, air mata telah menggelinjang.
Mulai detik ini, biarkan semesta merenggut ruang.
Untuk kita yang tak lagi terang.
Tetaplah hidup meski perlahan redup.

-nickylivya
Bandung, 10 Oktober 2019.

Jasad Siapa?

Dia memeluk erat,
Namun tiada kurasa hangat.
Kerap kutatap kembali kedua lingkar.
Tetapi, tetap saja aku ingkar.
Sosok lain yang menyelimuti tubuh ini tiada dikenali diri.
Sedang saat menutup mata kutemukan wajah yang kucinta.
Terpaku gerakku lalu membatu.
Jasad siapa yang saat ini bersamaku?
Kemanakah riang getaran itu?
Sudahilah membuat murung rasaku.

-nickylivya
Bandung, 21 Oktober 2019.

Tentang Tanpamu

Tentang aku dalam redup
Tentang aku yang mencari arti hidup
Tentang kota dan lampu lampu sendu
Tentang sunyi jalanan candu

Tanpamu kutemukan arti meramu
Tanpamu semesta ini semakin semu
Tanpamu resah menjarah pilu
Tanpamu tajam semakin terpalu

-Nicky Livya
Bandung, 160120.

Lalu, Bagaimana?

Aku mengeluh pada Ibu Pertiwi,
Ibu Pertiwi balik mengeluh.
Aku merasa paling menderita,
Ternyata Ibu Pertiwi lebih menderita.
Aku dilecehkan,
Ibu Pertiwi sampai diperkosa.
Aku dibenci,
Ibu Pertiwi malah dicaci maki.
Aku dipukuli,
Ibu pertiwi bahkan dihancurkan.
Keluhku tak sebanding dengan keluhnya Ibu Pertiwi.
Sial!
Aku coba untuk bahagia,
Tetapi Ibu Pertiwi tak lebih bahagia.
Dia masih saja terluka.
Rahimnya mengandung dendam dan pertikaian.
Ahhh!–Erangnya.
Sedangkan cacing-cacing di dalamnya mengerang keenakan, Ibu Pertiwi kesakitan.
Apakah Ibu Pertiwi sedang datang bulan?
Bulan-bulan penuh peperangan antar hewan
Hewan?
Ya, hewan-hewan yang lapar kekuasaan.
Aliran sungai tak lagi mengalir, dikuras habis oleh si rakus yang kehausan; haus akan jabatan, kekayaan, penindasan.
Gunung di hutan kehilangan pepohonan, direbut iblis untuk kepentingan lahan.
Ibu pertiwi sekarat— ini lebih memilukan.
Nyawanya di ambang mati atau tetap hidup.
Sudahlah, tak usah menambah tangis Ibu Pertiwi.

-nickylivya
Bandung, 23 Februari 2020.

Maukah kau tidur bersamaku?


Sayu sudah menyeru dan jemarimu kubiarkan mengkoyak baju kesayanganku.
Jelajahi jasad yang kemarau ini. Bisikan pada telinga suara-suara parau yang terengah dalam sunyi. Malam semakin cantik diiringi suara pekik serta desah sebab tergoyah. Dan dadaku semakin membara kala kata hanya mampu merangkum nama. Sayangku, beri aku syahdu. 

12032020.

Hidup Perempuan Yang Melawan!

Dalam rangka memperingati Hari Wanita Sedunia. 
Kenapa turun ke jalan? Karena masih banyak ketimpangan dan juga ketidakadilan yang bertebaran. Aksi hari ini bukan hanya untuk perempuan melainkan juga untuk kemanusiaan. Tak perlu lah kalian repot-repot meng-istimewa-kan perempuan, karena dari sebuah pengistimewaan akan muncul berbagai bentuk pendominasian dan juga penguasaan atas tubuh perempuan itu sendiri. Dengan dalih menjaga, kami di atur sedemikian rupa; mulai dari tata berbahasa, cara berpakaian, kesenangan merias wajah dengan make-up sebagai tinta, bahkan yang lebih parah adalah masalah selaput dara. Semua saja diatur, semua saja diurusi, lantas dimana kemerdekaan untuk kaum perempuan? Maka dari itu, laki-laki juga berhak untuk mendapat pendidikan agar pikirannya dapat lebih terbuka, pandangannya menjadi luas, agar tidak selalu merasa superior. Agar manusia saling memanusiakan manusia. 
HIDUP PEREMPUAN YANG MELAWAN!

TAI

Tempo hari aku menyaksikan para babi itu melacurkan diri pada janji. 
Setelahnya, anjing anjing itu kemudian mulai berseringai sebab tahu hanya diberi buai.
Sedang kambing masih tetap tersesat di tebing penderitaan.
Iblis menjadi sangat terharu atas pemandangan manusia yang berseteru dan mencela.
Tak mau kalah, Setan pemuja ikut mengecup dan menjilat jua.
Hilang dedaunan yang membelai lembut, terganti oleh hinaan makhluk perenggut.
TAI.

Bandung, 27 Januari 2020.

SAJAK PENCARIAN

-SAJAK PENCARIAN-

Purnama itu aku hendak pergi untuk menemukan air suci. Selama perjalanan, angin menerpaku sembari melemparkan kelancungan semesta yang memuntahkan tanya. Kini aku penuh dengan sumpah serapah sebab nista dalam nalar mereka. 
Oh, adakah dari kalian akan memberi iba?
Tersesat, ya. Pada paruh jalan justru kutemui para babi laknat yang menerkam, memperkosa. Mengkoyak-koyak raga. Bukan inginku jua melepas busana. 
Aku tak berdaya.
Sial! Aku lupa bahwa dunia tak hanya memiliki satu rupa.
Kini aku merintih, tangisku semakin menjadi ketika meratapi jasadku yang semakin hilang keruan. 
Lewat di depanku seorang pemuka agama penuh dengan sorban. Dengan bengis ia menatapku sinis dan menyembunyikan uluran tangan. Darinya kutemukan bahwa sorban bukan jaminan dekat dengan Tuhan.
Tuhan... Oh, Tuhan...
Tak lama datang seorang pengemis menghampiriku. Pakaian kumuh alakadarnya serta celana robek ia kenakan. Kemudian merogoh isi tasnya lalu memberiku makanan. Jemarinya kasar sisa kerja keras seharian, tapi ruhnya membelai penuh kelembutan. Menarikku untuk berdiri tegak dan mengajarkan kehidupan. Akhirnya kutemukan. Tuhan bersama orang-orang yang kemiskinan

- Nicky Livya S
Bandung, 03-02-2020. 
01:23

Bisik Arwah

Kudengar bisik arwah memanggilku–mengatasnamakan dirimu. 
Lembut suaranya hangat masuk melalui telinga kiri. Perlahan jasadku tertarik— satu langkah, dua langkah, pada tiap langkah aku membayangkan cantik rupa seorang Dewi yang penuh kasih.. Pada langkah kelima, tepat pada langkah kelima aku ditarik hingga tergelincir. Ini bukan hanya kaki, tetapi juga rambut panjangku dijambak oleh tangan yang kasar dengan jemari yang kurus kering. Dia melempariku dengan batu sehingga membuatku berteriak "APA SALAHKU? " . Tiba gumpalan asap lalu mulai membentuk wujud yang sangat tidak jelas seperti apa rupanya. Menjijikan. Tapi kulihat matanya, penuh dendam ia menatapku. Penuh luka pada mulutnya. Penuh benci di setiap gurat wajahnya. Bahkan seperti ia tak pernah tertawa seumur hidupnya. Sial! Makhluk apa ini? Makhluk mana yang membuatnya menjadi malang begini? Tolong jangan hanya membisu, bantu aku. 

-nickylivya
Bandung, 04-Maret-2020.

Perayaan

Kau terlihat lebih tampan dengan jas yang kau kenakan.
Tegap dan melangkahlah, ini hari perayaanmu tuan.
Mendekatlah pada gadis terkasih yang sudah menunggu dengan gaun putih.
Dia sangat cantik hari ini, selaras dengan pria gagah yang sedikit lirih.
Jangan kau coreng hari bahagiamu dengan rasa bersalah atas tetes darah pada mataku.
Segala dukamu juga segala rindu yang pernah kita padu biar saja kupanggul—dan aku menjelma debu, terbang di atas riuh para tamu yang bersiul.

Siapakah "Kau" dalam setiap sajakmu?

Kala malam bergeming Tersisakan hening Suara jangkrik menyambut Dataran telah diselimuti kabut  Aku dibalut kelut Menggerutu tan...