Senin, 17 Agustus 2020

Resahku


Ketahuilah, kasih..
Aku ini manusia yang penuh dengan dendam dan nestapa.
Luka yang kuterima, tak cukup sembuh bila hanya dibasuh air mata.
Selagi kisahmu dengannya belum kau sudahi,
Selagi itu pula aku akan terus merasa kau ludahi.

Bahagia kah kau rasa bersamaku?
Memang benar, ragu selalu menghantuiku.
Tapi, bukan di atasmu, melainkan pada aku.
Baik kah aku, untukmu?
Cukupkah teduh mataku bagi hatimu?
Nyatakah tawa indahmu itu?
Ataukah semua hanya untuk menghargaiku?

Sempat tersirat dalam ego-ku.
Bagaimana jika kita saja yang kau sudahi?
Bagaimana biar saja aku, kau ludahi?
Bagaimana, bila aku yang pergi?

Tapi, kasih..
Aku tak ahli dalam menyambutmu pergi
Aku tak pandai berdamai dengan sepi
Aku terlalu dungu untuk kembali menunggu.

-Nicky Livya
Bandung, 18082020.

Selasa, 11 Agustus 2020

Pernahkah kau?

Kala malam panjang cipta hening
Pula dendam jua bergeming
Pada ia kau abdikan
Serata jiwa yang tak terabadikan

Sejuk petrikor masih tercium
Jadi endapan dalam septum
Jenjam menjelma spektrum
Acuh utuh masih belum

-Nicky Livya
Bandung, 12082020.

Jumat, 07 Agustus 2020

Permohonan Maaf


Tuan...
Ampun aku karena tak pandai dalam mengungkap syukur sebab telah memilikimu.
Terjebak dalam badai pikiranku, bila kau anggap aku meniadakanmu.
Kau ada.
Sungguh.
Kau selalu ada pada setiap terik dan redupku.
Di setiap cuaca kehidupanku.
Dalam Aku.

Siapakah "Kau" dalam setiap sajakmu?

Kala malam bergeming Tersisakan hening Suara jangkrik menyambut Dataran telah diselimuti kabut  Aku dibalut kelut Menggerutu tan...