Kuyup dan terduduk
Akar telah berseluk
Mati dan merunduk
Menunggu cahaya menjemput dari ufuk
Kelam menerkam
Tombak menikam
Berdendang jati dalam rindang
Terbang riang serta bimbang
Merdu rintik melodi hujan
Mengais ruh pada ketenangan
Bawa ulur dekap hangat
Renggut semua duka yang menjerat
-Nicky Livya S
Bandung, 23 Januari 2020.
Rabu, 22 Januari 2020
JERIT AKSARA
Darimana bintang-bintang itu mendapatkan cahayanya?
Aku hendak meminta, lalu kuberikan pada tunawisma di pinggir kota.
Darimana purnama mendapatkan indahnya?
Aku hendak meminta, dan kutebar pada ladang sawah agar para petani itu selalu berbahagia.
Andai saja para bangsat yang bernama birokrat itu mencuri untuk kepentingan rakyat.
Andai saja para unggas yang memakai jas itu mendengar tangis para jelata yang memelas.
Dasi didapatkan dengan mudahnya hanya dengan basa-basi.
Sedang mereka yang mengembara tetap saja sengsara.
-Nicky Livya S
Bandung, 22 Januari 2020.
Aku hendak meminta, lalu kuberikan pada tunawisma di pinggir kota.
Darimana purnama mendapatkan indahnya?
Aku hendak meminta, dan kutebar pada ladang sawah agar para petani itu selalu berbahagia.
Andai saja para bangsat yang bernama birokrat itu mencuri untuk kepentingan rakyat.
Andai saja para unggas yang memakai jas itu mendengar tangis para jelata yang memelas.
Dasi didapatkan dengan mudahnya hanya dengan basa-basi.
Sedang mereka yang mengembara tetap saja sengsara.
-Nicky Livya S
Bandung, 22 Januari 2020.
Sabtu, 18 Januari 2020
ANGKAT MINUMANMU
Tidur bersama serakan sampah saja nona
Kita semua sama sama hina
Tak ada kicauan burung pada hatimu
Setiap ucap sayang terdengar muak di telingamu
Lupakan sejenak semua ingin
Berkawanlah dengan gelap serta dingin
Masalah biar mengepul di udara
Sedihmu juga sementara
Sadarilah bahwa perutmu sudah terkikis
Dan malam terlalu larut untuk kau beri tangis
Persetan dengan validasi
Kelak yang hilang berinkarnasi
Gagal itu biasa
Tetaplah hidup meski putus asa
Jangan lupakan sarang
Kau kan temukan jalan pulang
-Nicky Livya S
Bandung, 180120.
Kita semua sama sama hina
Tak ada kicauan burung pada hatimu
Setiap ucap sayang terdengar muak di telingamu
Lupakan sejenak semua ingin
Berkawanlah dengan gelap serta dingin
Masalah biar mengepul di udara
Sedihmu juga sementara
Sadarilah bahwa perutmu sudah terkikis
Dan malam terlalu larut untuk kau beri tangis
Persetan dengan validasi
Kelak yang hilang berinkarnasi
Gagal itu biasa
Tetaplah hidup meski putus asa
Jangan lupakan sarang
Kau kan temukan jalan pulang
-Nicky Livya S
Bandung, 180120.
Langganan:
Postingan (Atom)
Siapakah "Kau" dalam setiap sajakmu?
Kala malam bergeming Tersisakan hening Suara jangkrik menyambut Dataran telah diselimuti kabut Aku dibalut kelut Menggerutu tan...
-
Can you see it? Can you feel it? It when I saw you It when I'm near you You might not realize How much I admire you You may not f...
-
Aku mengeluh pada Ibu Pertiwi, Ibu Pertiwi balik mengeluh. Aku merasa paling menderita, Ternyata Ibu Pertiwi lebih menderita. Aku dilece...