Sabtu, 08 Februari 2020

Sebuah Dongeng

Kelak aku akan bacakan dongeng sebelum tidur kepada anak-anakku.
Dongeng tentang Si Kancil kecil yang sedang asyik bermain dan selalu ingin mengetahui segalanya, dia nakal tetapi juga banyak akal. Tiba pada saat dia hendak menyebrangi sungai lalu bertemu Buaya yang licik. Buaya memanfaatkan keluguan Kancil dengan menipunya atas kebaikan hati untuk membantu Kancil menyebrangi sungai. "Bantu aku mengeluarkan kayu di dalam mulutku, lalu aku akan membantumu ke tepi selanjutnya. " kata Buaya kepada Kancil.
Kancil yang begitu penasaran dengan apa yang ada di sebrang sungai langsung saja masuk ke dalam rongga Buaya dengan begitu semangatnya. Setelahnya, Sang Buaya menutup mulutnya dengan cepat, membuat Si Kancil menjerit sangat kencang dan berdarah-darah hingga tak bisa ia rasakan sendiri lehernya. Tubuh dan kepalanya terpisah di atas lidah yang menjijikkan. Tiba-tiba, datang Ibu Peri yang mendengar jeritan naas yang melengking, menyadari itu berasal dari tepian sungai Ibu Peri langsung menuju ke sumber suara. "ANJING!!! EH, BUAYA!!!" kata Ibu Peri terkejut. Dikutuklah Sang Buaya menjadi patung seperti Malin Kundang yang durhaka kepada ibunya, lalu Kancil di tarik dan hanya tersisa batang tubuhnya saja. Ibu Peri lalu membacakan mantra, namun bingung tak menemukan kepala. Lalu, kebetulan lewat seorang anak yang tak diinginkan oleh orangtuanya, dimintailah kepalanya, dengan sukarela ia memberikannya. Kepala si anak dipasang dengan Ibu peri yang membaca ulang mantra, maka jadilah Kancil berkepala Manusia. Ini bukan cerita tentang Ganesha, melainkan kisah Si Kancil yang berkepala Manusia. Tamat.

-nickylivya
Bandung, 09-02-2020.

Siapakah "Kau" dalam setiap sajakmu?

Kala malam bergeming Tersisakan hening Suara jangkrik menyambut Dataran telah diselimuti kabut  Aku dibalut kelut Menggerutu tan...